Rabu, 23 Januari 2013

Menjadi Orangtua dan Seks harus seimbang

Berhati-hatilah, jangan sampai kehidupan seks Anda dikorbankan demi mempersiapkan diri menjadi orangtua! Kebiasaan itu bisa menyita waktu bercinta Anda, jika Anda tidak hati-hati, akan bermetamorfosis menjadi rutinitas sehari-hari yang menjemukan mulai dari popok, botol, kelelahan hingga frustrasi.

Seksualitas Anda selama kehamilan
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik dan psikologis. Meskipun pada beberapa wanita, nafsu seksual meningkat sepuluh kali lipat karena hormon kehamilan, wanita lainnya menemukan perubahan tubuh mereka sulit untuk diterima dan kehilangan kepercayaan diri.

Ada beberapa mitos, misalnya seks di akhir kehamilan bisa memicu persalinan prematur. Terlepas dari wanita berisiko tinggi mengalami persalinan prematur, seks selama kehamilan tidak dilarang. Bahkan, beberapa penelitian Amerika mengatakan bahwa kehidupan seks yang aktif menyebabkan kehamilan yang mulus bahkan bisa memberikan perlindungan terkait kelahiran prematur.

Menemukan kembali sensualitas
Setelah bayi lahir, beberapa hal dapat menghentikan hubungan seksual bahkan hubungan emosional. Kelelahan berhubungan dengan kehamilan dan merawat bayi dapat berarti Anda perlu lebih banyak tidur daripada melakukan hubungan seks. Selain itu, malam-malam yang sulit sering diselingi oleh tangisan bayi ... dan takut membangunkan bayi tidur juga dapat membatasi aktivitas seksual Anda.

Beberapa orang juga akan merasa khawatir setelah episiotomi (operasi minor untuk melebarkan jalan lahir) dan rasa sakit yang terkait di daerah antara vagina dan anus. Jangan ragu untuk berbicara dengan dokter tentang ketakutan Anda.

Berat badan yang meningkat selama kehamilan juga dapat membuat wanita merasa tidak percaya diri dan menunda berhubungan seks. Jika ada masalah berat badan, diet dan berolahraga akan membantu ibu baru merasa lebih bahagia tentang tubuhnya.

Bagaimana dengan posisi ayah?
Para ibu baru dan bayi dengan cepat mengambil perhatian semua orang. Teman-teman dan keluarga berkerumun di sekitar tempat tidur untuk melihat sekilas bayi yang baru lahir dan meyampaikan kekaguman bagi ibu baru yang berbahagia . Namun, bagaimana peran ayah baru dalam semua ini? Dihadapkan dengan ketidaktertarikan orang lain, beberapa ayah baru bisa secara tidak sadar merasa cemburu terhadap bayi yang memonopoli semua cinta dan perhatian ibu serta orang lain.

Selain itu, untuk pasangan dengan beberapa anak, waktu berkualitas untuk “berdua” akan dipenuhi dengan agenda belanja, pekerjaan rumah, cerita pengantar tidur, cemilan sore hari dan pesta ulang tahun. Cari waktu untuk berdua (seperti keluar saat akhir pekan atau makan romantis di sebuah restoran) akan membantu menghidupkan kembali api asmara dan biarkan pasangan Anda tahu bahwa ia masih merupakan sosok yang sangat penting dalam hidup Anda, bahwa Anda sangat membutuhkannya.

Prioritaskan hubungan dengan pasangan
Perubahan dari pasangan yang mesra hingga penambahan peran orangtua dapat memengaruhi kehidupan seks pasangan. Beberapa pasangan akan merasa sulit melakukan transisi ini dari dua sejoli untuk sepenuhnya menjadi orangtua yang matang.

Agar kehidupan seks tidak terkesampingkan, Anda dan pasangan harus mencari waktu berdua untuk mengeksplorasi satu sama lain dan merasa bergairah lagi. Komunikasi terbuka dengan pasangan tetap menjadi kuncinya. Jangan biarkan perasaan tak terucap mengambil alih atau masalah seksual membuat frustasi, dan kecewa.

Masalah seksual muncul ketika bayi baru memasuki keluarga hanyalah mitos. Ini biasanya lebih merupakan masalah bagaimana meluangkan waktu dan membuat sedikit usaha untuk menemukan kembali asmara yang tersembunyi di balik peran sebagai orangtua.

Sumber : yahoo.com